Sabtu, 05 Mei 2012

PENYAKIT DBD

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang yang serba maju ini, kemajuan teknologi tidak bisa dipungkiri lagi. Tetapi terkadang hal itu tidak bisa diimbangi oleh kebiasaan hidup manusia akan menjaga kebersihan lingkungan. Banyak penyakit yang muncul akibat dari kelalaian terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih dari seribu meter dari permukaan air laut.
Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada saja orang yang terjangkit penyakit DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat masih kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan serta lambatnya pemerintah dalam mengantisipasi dan merespon terhadap merebaknya kasus DBD ini.
Masyarakat seringkali salah dalam mendiagnosis penyakit DBD ini dengan penyakit lain seperti flu atau typhus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bersifat asistomatik atau tidak jelas gejalanya. Pasien DBD biasanya atau seringkali menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual maupun diare.
Masalah bisa bertambah karena virus DBD dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau typhus. Oleh karena itu, permasalahan DBD masih belum mencapai titik terang hingga sekarang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengulas lebih dalam DBD dalam karya tulis yang berjudul, “Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Berbagai Macam Permasalahannya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan penyakit DBD ?
2.      Apa penyebab penyakit DBD ?
3.      Apa gejala-gejala yang akan ditimbulkan penyakit DBD ?
4.      Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan yang tepat bagi penderita penyakit DBD ?

C.    Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat penulisan adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui pengertian penyakit Demam Berdarah Dengue dan gejala-gejala yang ditimbulkan.
2.      Mengetahui penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue tersebut serta cara pencegahan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue.
3.      Agar masyarakat lebih mewaspadai bahaya dari penyakit Demam Berdarah Dengue.
4.      Agar tidak ada lagi kesalahpahaman dalam mendiagnosis penyakit Demam Berdarah Dengue dalam lingkungan masyarakat awam, sehingga mampu melakukan langkah-langkah pengobatan terhadap penyakit DBD dengan benar.

D.    Metode Penelitian
Metode penelitian dalam paper ini menggunakan metode study kepustakaan yang merupakan kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur-literatur. Metode ini diperuntukkan untuk melakukan penelitian yang dianggap sebagai bentuk survey dari data yang sudah ada dengan melacak informasi dari buku-buku, koran, iklan, majalah dan internet.

E.     Sistematika Penulisan
Pada paper penulis yang berjudul “Demam Berdarah Dengue dan Berbagai Macam Permasalahannya” terbagi menjadi 4 bab. Pembagian penulisan dalam paper ini untuk memudahkan penulis dalam menyusun hasil penelaahan terhadap permasalahan yang ada.
Adapun sistematika penulisan paper ini diuraikan sebagai berikut :
Bab Satu – Pendahuluan, yang berisikan : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab Dua – Kajian Teori, yang didalamnya membahas tentang pengertian penyakit Demam Berdarah Dengue, cara mengetahui penyebab dari penyakit Demam Berdarah Dengue, mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Demam Berdarah Dengue, mengetahui cara pencegahan dan pengobatan bagi para penderita Demam Berdarah Dengue.
Bab Tiga – Pembahasan, berisikan tentang penyajian data dan pemecahan terhadap masalah-masalah yang ditimbulkan oleh penyakit Demam Berdarah Dengue.
Bab Empat – Penutup, yang mana isinya adalah kesimpulan dan saran.




BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. (http://id.wikipedia.org/wiki/demam berdarah)

B.     Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue ini disebabkan oleh empat macam virus dengue dengan tipe Den 1, Den 2, Den 3, dan Den 4. Keempat virus tersebut dalam group B Arthropod Borne Viruses (Arboviruses). Dan keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta.
Dari empat tipe virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe Den 1 dan Den 3.
Keempat tipe virus tersebut merupakan genus dari flaviverus famili flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi – silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ini disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. (http://litbang.depkes.go.id/maskes/05-2004/demamberdarah.htm)

C.    Gejala-Gejala Yang Ditimbulkan Oleh Demam Berdarah Dengue
Pada awal serangan penderita Demam Berdarah Dengue memiliki hal-hal sebagai berikut :
1.      Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 0C – 40 0C)
2.      Manifestasi pendarahan, dengan bentuk uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
3.      Hepatomegali (pembesaran hati)
4.      Syok, tekan nadi turun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
5.      Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 / mm3.
6.      Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai hematokrit.
7.      Pendarahan hidung dan gusi.
8.      Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah. (http://www.geocities.com/mitra-sejati-2000/dbd.htm, konsultasi “bagaimana cara mengenali demam berdarah ?”)

D.    Cara-cara Pencegahan dan Pengobatan
1.      Cara Pencegahan
Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang paling mudah, murah, ampuh, terbaik dan dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara sebagai berikut :
a.       Membersihkan atau menguras tempat penyimpanan air seperti : bak mandi, drum, vas bunga, tempat minum burung, perangkat semut, dan lain-lain sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
b.      Tutuplah tempat penampungan air dengan rapat, agar supaya nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu.
c.       Kuburlah atau buang pada tempatnya barang-barang bekas seperti : kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah dan barang yang lainnya yang dapat menampung air hujan agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
d.      Tutuplah lubang-lubang pada pagar yang terbuat dari bambu dengan tanah atau adukan semen.
e.       Lipatlah kain atau pakaian yang bergelantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap di situ.
f.       Untuk tempat-tempat yang tidak mungkin atau sulit untuk dibersihkan dan dikuras, taburkanlah bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut yang fungsinya untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
Selain 6 cara di atas, cara memberantas nyamuk Aedes Aegypti dapat juga dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a.       Penyemprotan menggunakan zat kimia
b.      Pengasapan dengan insektisida
c.       Memutus daur hidup nyamuk dengan menggunakan ovitrap dan memelihara ikan cupang atau ikan pemakan jentik
Untuk memberantas jentik-jentik nyamuk dapat menggunakan serbuk ABATE, dengan komposisi takaran 1 gram serbuk ABATE untuk 10 liter air.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3 M PLUS” yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus lainnya yang sesuai dengan kondisi setempat. (http://felori.wordpress.com)
2.      Cara-cara Pengobatan
Pengobatan penderita penyakit Demam Berdarah Dengue dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Untuk mengantisipasi demam dapat diberikan Paracetamol.
b.      Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter – 2 liter dalam 24 jam seperti : air teh, gula sirup, jus buah-buahan atau susu.
c.       Sebagai pertolongan pertama dapat diberi Oralit (garam elektrolit) kalau perlu 1 sendok makan tiap 3-5 menit.
d.      Apabila kadar hemotokrit turun sampai 40% muka harus diinfus Nacl atau ringer.
e.       Antibiotik boleh diberikan apabila terjadi infeksi sekunder.
f.       Pada saat penderita syok atau pingsan maka boleh diberikan oksigen.
g.      Transfusi darah boleh diberikan apabila penderita mengalami pendarahan yang signifikan.
h.      Penggantian cairan tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan saat pemberian cairan pengganti tubuh atau infus, harus diawasi selama 24 jam sampai dengan ditandai jumlah urine cukup, denyut nadi yang kuat dan tekanan darah membaik. Apabila pemberian cairan intravena diteruskan setelah ada tanda-tanda tersebut maka akan terjadi over hidrasi yaitu dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah cairan dalam pembuluh darah, edema paru-paru dan gagal jantung. (http://litbang.depkes.go.id/maskes/05-2004/demamberdarah1.htm)




BAB III
PENYAJIAN DATA DAN PEMECAHAN MASALAH

A.    Penyajian data
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang bersifat endemik pada beberapa kota di Indonesia. Misalnya di Kabupaten Mojokerto pada 23 Januari 2009 terdapat peningkatan jumlah penderita DBD dalam 2 hari, dari 20 kasus sebelumnya meningkat drastis menjadi 61 kasus. Bahkan korban meninggal diketahui sebanyak 5 orang dari sebelumnya 4 orang rata-rata balita berusia diantara 3,5 tahun hingga 5 tahun.
Kendati jumlah korban cukup mengkhawatirkan namun menurut Dinas Kesehatan (Dinkes), kasus ini belum masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) melainkan masuk fase endemi (wabah).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr. Noer Windijantoro mengatakan status kejadian luar biasa di suatu daerah dilihat berdasarkan jumlah penderita demam berdarah di suatu daerah (desa) yang jumlah penderitanya mencapai 50 orang. Beliau juga mengatakan meski sudah ada yang meninggal di belajar daerah (desa) tetapi sekarang ini belum bisa dinyatakan sebagai kejadian luar biasa, untuk sementara itu statusnya masih dianggap endemi (wabah).
dr. Noer Windijantoro juga menjelaskan endemi demam berdarah melalui nyamuk Aedes Aegypti diprediksi akan terus mengalami peningkatan dalam tiga bulan ke depan, yaitu bulan Januari, Februari dan Maret. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adanya perubahan musim (pancaroba) sekaligus menjadi puncak perkembangan nyamuk Aedes Aegypti serta menjalarnya nyamuk dari beberapa daerah melalui transportasi karena mengalami perubahan yang sama. (Harian Radar Mojokerto, 24 Januari 2009)
Sementara itu kejadian luar biasa (KLB) DBD hampir setiap tahunnya terjadi. Kejadian luar biasa (KLB) terbesar terjadi pada tahun 1998 dan incident rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk baik dalam jumlah maupun luas wilayah. Pada thaun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17% namun pada tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 22,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003).
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya sektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat tipe sel virus yang bersikukuh di sepanjang tahun.
Sejak awal bulan Januari sampai dengan tanggal 5 Maret 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi Indonesia sudah mencapai 25,015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang. Kasus tertinggi terdapat di propinsi DKI Jakarta (11.534 orang). (Kompas, 11 Maret 2004)


B.     Pemecahan Masalah
Berdasarkan data di atas untuk memecahkan masalah tentang DBD dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1.      Upaya yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan
Dalam rangka membantu mengatasi penyakit Demam Berdarah Dengue, Badan Litbang Kesehatan telah melakukan beberapa penelitian, diantaranya :
a.       Penelitian soeroepidemiologi infeksi virus dengue pada anak-anak dan remaja.
b.      Penelitian evaluasi dan pembinaan Pokja DBD khususnya ibu dasa wisma dalam pelaksanaan penanggulangan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.
c.       Penelitian peningkatan penanggulangan Demam Berdarah Dengue berbasis masyarakat dengan pendekatan pendidikan kesehatan masyarakat.
d.      Penelitian pengembangan metode pemberantasan Demam Berdarah Dengue di daerah endemis kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
e.       Penelitian Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue di DKI Jakarta.
f.       Penelitian wabah Demam Berdarah Dengue pada seluruh rumah sakit di DKI Jakarta.
Badan Litbang Kesehatan kerjasama dengan Namru 2 telah mengembangkan suatu sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi (computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS).
EWORS adalah suatu sistem jaringan informasi yang menggunakan internet yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya kejadian luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat EWORS (Badan Litbang Kesehatan Depkes RI) secara cepat. Melalui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui dengan cepat, sehingga tindakan penanggulangan penyakit dapat dilakukan sedini mungkin. Dalam masalah DBD kali ini EWORS telah berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah, gejala atau karakteristik penyakit, tempat atau lokasi, dan waktu kejadian di seluruh rumah sakit Dati II di Indonesia. (http://www.depkes.go.id Dirjen PPM-PL Depkes 2004 Kebijaksanaan Program P2 DBD dan Situasi Terkini DBD di Indonesia)
2.      Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit Demam Berdarah Dengue, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, diantaranya adalah :
a.       Memerintahkan semua rumah sakit untuk tidak menolak pasien yang menderita Demam Berdarah Dengue.
b.      Meminta Direktur Rumah Sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita Demam Berdarah Dengue sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh upaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai dengan program PKPS – BBMi program Kartu Sehat.
c.       Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena Demam Berdarah Dengue.
d.      Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M PLUS.
e.       Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu rumah sakit di daerah yang terdiri dari unsur-unsur Ikatan Dokter Anak Indonesia, Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Indonesia.
f.       Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta di luar bantuan gratis ke rumah sakit.
g.      Menyediakan call center diantaranya yaitu :
·         DKI Jakarta, Pusadaldukes (021) 34835188 (24 jam)
·         Depkes, Sub Direktorat Surveilans (021) 4265924, (021) 42802669
·         Depkes, Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK), (021) 5265043
h.      Melakukan kajian sero-epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue. (http://www.depkes.go.id Dirjen PPM-PL Depkes 2004 Kebijaksanaan Program P2 DBD dan Situasi Terkini DBD di Indonesia)


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan         
Dari pembahasan dalam paper di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.
2.      Penyebab penyakit DBD di Indonesia adalah virus dengue dengan tipe Den 1, Den 2, Den 3, dan Den 4.
3.      Perlunya kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue terutama pada waktu musim penghujan.
4.      Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M PLUS.

B.     Penutup               
Dalam upaya mengatasi penyakit Demam Berdarah Dengue ada beberapa saran dari penulis yang dapat diikuti, diantaranya :
1.      Bagi setiap masyarakat hendaknya mau menerapkan pola hidup sehat serta menjaga kebersihan lingkungan.
2.      Hendaknya diberikan penyuluhan dan bimbingan terhadap para siswa di sekolah tentang penyakit Demam Berdarah Dengue.
3.      Perlunya dilakukan 3M PLUS yaitu menutup, menguras, menimbun serta beberapa plus-plus lainnya seperti memelihara ikan cupang atau ikan pemakan jentik.
4.      Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS) perlu dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.




DAFTAR PUSTAKA

Harian Kompas, 11 Maret 2004
Harian Radar Mojokerto, 24 Januari 2009
http://www.depkes.go.id Dirjen PPM-PL Depkes 2004 Kebijaksanaan Program P2 DBD dan Situasi Terkini DBD di Indonesia
http://www.geocities.com/mitra-sejati-2000/dbd.htm, konsultasi “bagaimana cara mengenali demam berdarah ?”
http://id.wikipedia.org/wiki/demam berdarah
http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/05-2004/demamberdarah.htm

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR


Makalah yang membahas “Respon Imun Dan Sistem Pertahan Tubuh”  Mungkin makalah ini masih jauh dari harapan, akan tetapi sedikitpun hal itu tidak mengurangi kedalaman rasa syukur penulis kepada Allah SWT yang inayah-Nya telah membangkitkan semangat dan membuka jalan bagi penulis untuk bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Merupakan suatu kewajiban bagi penulis untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, yang tak kuasa penulis sebutkan satu persatu disini, yang mana penulis telah rasakan manfaat jasa-jasanya selama melakukan penyusunan makalah ini.
Secara khusus, penulis sampaikan terima kasih dan rasa hormat untuk Bapak Drs.Muh.Idrus sebagai pembimbing berhasil membangkitkan semangat dan kepercayaan penulis untuk mampu menyelesaikan makalah yang penulis rasakan sebagai pekerjaan yang tidak ringan ini.
Akhirnya, buat Ayah dan ibunda tercinta yang do’anya terus mengalir mengairi telaga masa depan penulis, semoga mereka selalu dalam naungan rahmat-Nya.

Penulis


Hardianti

DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I :      PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang  Masalah................................................................ 1
1.2 Tujuan............................................................................................ 1
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................... 2

BAB II :    PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Pengertian...................................................................................... 3
2.2 Fungsi Sistem Imun....................................................................... 8
2.3 Macam-Macam Kekebalan Tubuh................................................. 9
2.4 Jenis-Jenis Antibodi..................................................................... 14
                   2.5                                                                                                  Faktor-faktor yang merendahkan system keimunan.............................................................................................       24
                   2.6 Penyakit Ketidak keseimbangan Sistem Imun............................ 25

BAB IV :   PENUTUP......................................................................................... 30
A. Kesimpulan .................................................................................. 30
B. Saran.............................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 31